Minggu, 08 April 2012

Rumah bambu pasca gempa Jogja


Trauma yang masih sering terjadi tentang kejadian gempa bumi di jogja masih terasa. Trauma tersebut di tandai dengan masih adanya sebagian warga yang memilih untuk mendirikan rumah setengah permanen atau sering disebut rumah bambu. Yaitu suatu bangunan yang setengah permanen yang sebagian besar bahan terbuat dari bambu.  Dengan adanya bangunan tersebut tandanya bagi warga masih bernaung rasa trauma yang mendalam tentang adanya suatu gempa. Mengapa para warga memilih rumah setengah permanen sebagai alternatifnya? Karena dirasa bangunan tersebut berbahan yang aman dan ramah lingkungan, dan biaya pun pun tergolong murah. Disamping itu bahan dasar masih bisa mencari di sekitar petarangan rumah mengingat kondisi gempa terjadi di bantul, yogyakarta dan mayoritas menyerang di pedesaan. Sebelum bantuan dari pemerintah turun, warga membuat rumah tersebut sebagai hunian sementara bagi mereka. Walaupun dirasa kurang nyaman tetapi mungkin untuk sebagian warga hal tersebut dirasa tepat.karena bahanya yang cenderung ringan. Walaupun demikian banyak sekali yang sampai sekarang masih mempertahankan bangunan tersebut dan masih menempati di dalamnya. Dengan alasan keamanan. Jikalau suatu saat ada gempa bisa langsung keluar rumah dan langsung lari keluar, dan jikalau ketimpa reruntuhan, bahan yang ada hanya menggunakan bambu dan sedikit anam-anam an getepe atau orang jawa bilang gedheg. Yang berbahan dasar bambu juga.  Hingga saat ini 30persen penduduk masih ada yang memperthankan kondisi tersebut dengan tetap memperbaiki cindera mata berupa rumah setengah permanen yang di buatnya. Kondisi tersebut berangsur angsur membaik sampai pada akhirnya sudah banyak pula warga yang sudah mempunyai bangunan permanen/ rumah jadi, yang sudah mulai kembali bangkit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar